IMPUS : Peningkatan Minat Baca Jangan Hanya Wacana
Menanggapi hal tersebut, Ikatan Mahasiswa Ilmu Perpustakaan (IMPUS) Universitas Sumatera Utara (USU) menilai, peningkatan minat baca di Indonesia jangan hanya dijadikan sebagai wacana dan kegiatan seremonial.
“Kegiatan seperti ini tidak bisa hanya seremonial, harus ada pembenahan terhadap akses untuk mendapatkan bahan bacaan, peningkatan infrastruktur tempat baca. Karena yang jadi masalah bukan hanya tentang rendahnya minat baca masyarakat tapi minimnya akses,” Ujar Ketua IMPUS USU, Diko Afriadi kepada Reportase Kampus di Medan. Sabtu (11/10/2014).
Diko berharap, Raker IPI bisa melahirkan program-program tepat sasaran untuk menumbuhkan budaya membaca, agar generasi muda Indonesia memiliki wawasan yang lebih luas dan siap bersaing.
“Kami berharap IPI bukan hanya wadah perkumpulan pustakawan Indonesia, namun IPI bisa menggerakkan kesadaran membaca di tengah-tengah masyarakat,” ujarnya
Hal senada juga diungkapkan oleh Mantan Ketua IMPUS USU, Ricky Syahrizal. Pustakawan di salah satu Universitas swasta di Medan ini mengingatkan IPI agar tidak hanya berkutat pada sesi seremonial saja.
“Sebaiknya IPI tidak hanya soal suksesi kepemimpinan, setelahnya lepas juga perhatian terhadap persoalan minat baca saat ini,” ujar Ricky yang dihubungi lewat sambungan telepon.
Saat ini lanjut Ricky, akses internet semakin mudah, orang Indonesia bisa dikatakan paling update dalam hal informasi baru, artinya kesadaran minat baca bisa didorong dengan berbagai akses dan kemudahan.
“Hal ini memang bukan hanya tanggung jawab IPI semata, tapi IPI harus bisa memanfaatkan momentum. Menjadi lokomotif untuk menggerakkan peningkatan minat baca guna mencerdaskan kehidupan bangsa,” tutupnya.
Ditulis oleh Reportasekampus.com
Ditulis ulang oleh IMPUS USU
0 komentar: